FAKTAMEDIA.NET - Soekarno bisa menjadi Presiden RI pertama karena disebabkan oleh jiwa radikalisme perjuangan para Ulama dan umat Islam mengusir penjajah. Tanpa radikalisme umat Islam, komunisme akan menguasai Indonesia.
Penegasan itu disampaikan politisi senior Habil Marati (19/07). Menurut Habil, tanpa radikalisme umat Islam, komunisme akan menguasai Indonesia. Oleh sebab itu untuk menjadikan negara Indonesia kuat, untuk menjadikan bangsa Indonesia makmur, kuat, adil, sejahtera dan bermartabat maka Umat Islam harus berjiwa radikal.
"Karena hanya dengan jiwa radikal yang bisa memajukan dan merobah nasib bangsa dan negara Indonesia ini," tegas Habil.
Demikian juga, lanjut Habil, hanya dengan jiwa radikal kekayaan alam Indonesia terhindar dari pengguasaan aseng maupun asing. "Hanya dengan jiwa radikal TNI bisa menjaga kedaulatan bangsa dan negara ini," beber Habil.
Habil juga menegaskan, Bung Karno diturunkan dari jabatan Presiden RI karena jiwa radikal Umat Islam menolak PKI, termasuk Nasakom. "Demikian juga halnya naiknya Soeharto jadi Presiden RI juga disebabkan karena jiwa radikal para Ulama dan Umat Islam menolak PKI," jelas Habil.
Radikalisme ulama, kata Habil, mendorong Indonesia merdeka dari penjajah. “Memangnya bangsa Indonesia ini bisa merdeka dari penjajah kalau waktu itu jiwa Ulama Islam kita seperti sifatnya Said Aqil dan Nuril Arifin hari ini?" tanya Habil.
Tak hanya itu, Habil menyebut kiprah politik Joko Widodo tidak lepas dari “radikalisme media”. “Jokowi dari wali kota, lalu menjadi Gubernur DKI kemudian Jadi Presiden RI, juga disebabkan oleh radikalisme media. Secara nasional dalam waktu 1997-2012 publik tidak mengenal Jokowi,” pungkas Habil Marati.
Sumber : itoday